Thursday, May 20, 2010

Mewaspadai Godaan Syetan

Suatu ketika ada dua orang lelaki yang sedang bertengkar di hadapan Rasulullah SAW yang pada saat itu sedang duduk-duduk bersama para sahabat. Salah seorang dari kedua lelaki itu mencaci lawannya dengan penuh emosi, hingga wajahnya tampak memerah.
Maka Rasulullah SAW bersabda : ”Sesungguhnya aku benar-benar mengetahui suatu kalimat; seandainya dia mau mengucapkannya,
niscaya akan lenyaplah emosi yang membakarnya itu. Yaitu ucapan A’udzubillaahiminasy syaithoonir rojiim.”
Kemudian para sahabat berkata kepada lelaki yang sedang emosi itu, ”Tidakkah kamu mendengar apa yang dikatakan Rasulullah SAW ?”
Lelaki itupun menjawab, ”Aku tidak gila.”
Demikian kisah ini diriwayatkan oleh Bukhori Muslim dari Sulaiman bin Shurad r.a.
Menurut Ibnu Katsir, makna dari kalimat ta’awwudz tersebut adalah : aku berlindung dengan kebesaran Allah SWT dari godaan syetan yang terkutuk, agar syetan tidak merusak agama dan duniaku, jangan sampai menghalangi atau merintangi diriku untuk mengerjakan perintah Allah SWT atau mendorongku mengerjakan larangan Allah SWT, sebab tidak ada sesuatu yang dapat menghentikan gangguan syetan, kecuali Allah SWT.
Kata ’syetan’ berasal dari kata syathana yang berarti ’jauh’. Maksudnya yaitu jauh dari tabiat manusia, dan kelakuannya jauh dari kebaikan. Ada pula y6ang menyatakan, bahwa asal katanya adalah syatha yang berarti terbakar, sebab ia diciptakan dari api yang tabiatnya terbakar.
Imam Sibawaih mengungkapkan, bahwa orang-orang Arab mengatakan : ’Tasyathana fulanun’ )Si Fulan berbuat seperti perbuatan syetan) terhadap orang yang berkelakuan tidak baik. Jika kata syetan berasal dari kata syatha, niscaya orang-orang Arab akan mengatakan : ’Tasyayyatha fulanun’. Jadi kesimpulannya bahwa kata syetan berasal dari kata syathana.
Allah SWT menyebut setiap makhluk yang menentang dan melanggar tuntunan para Nabi-Nya dengan sebutan syetan, sebagaimana firman-Nya dalam Q.S Al AN-am ayat 112 :
”Dan demikianlah Kami jadikan tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu syetan-syetan (dari jenis) manusia dan )dari jenis) jin. Sebagian mereka membisiki kepada sebagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia)” (Q.S. Al An’am : 112)
Nabi SAW juga pernah memperingatkan Abu Dzar r.a., ”Berlindunglah kepada Allah dari syetan manusia dan jin.” Abu Dzar bertanya, ” Apakah dari kalangan manusia juga ada syetan?”. Jawab Nabi SAW, ”Ya”. (HR. Ahmad).
Adapun arti kata rajim adalah terusir dari segala kebaikan. Semoga kita senantiasa membentengi diri kita agar terhindar dari godaan syetan. Amin. Waallahu ’alam.

baca juga : TEMPAT-TEMPAT SYETAN

No comments:

Search This Blog

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites